Sampai kapan mau hidup bersantai, menunda amal kebaikan dan da’wah
Merasa masih muda, kesehatan masih prima, usia masih panjang
Padahal sudah amat sering kita dengar, kabar kematian datang dari tua-muda, sehat-sakit, tak kenal kondisi
Sampai kapan mau hidup mencari kesenangan dunia
Sedang porsi untuk akhirat amat sedikit dalam 24 jam hari kita, tilawah-murajaah di sisa waktu saja, shalat sunnah nanti saja, toh hanya sunnah
Kapankah kita bisa hidup berperan seutuhnya sebagai hamba
Tahu diri waktu-waktu di mana ada hak Allah untuk diibadahi
Siang untuk berkarya, malam untuk menjatuhkan diri sehinanya di hadapan Rabb semesta
Bertaubat atas dosa-dosa kecil, hatta lintasan hati dan prasangka
Menangis berdoa, meminta dijauhkan dari ‘adzab, meminta rahmat surgaNya
Mensucikan jiwa dalam shalat malam dan syahdu lantunan tilawah Quran
Menanti hingga fajar tiba…
Begitu seterusnya.
Sungguh kematian adalah hal yang paling patut kita persiapkan namun ia menjadi hal yang paling dilupakan
Maka semoga kabar kematian kali ini menyadarkan, wahai jiwa.. Semoga hati kita belum mati sebelum raga tak bernyawa.
(Selamat jalan ustadz Hilman Rosyad Shihab, walau bukan termasuk murid setianya, ku ingin turut memberi salam penghormatan terakhir bersama puluhan jamaah lain yang menyesaki masjid Nurussalam.. sungguh kami merasa amat kehilangan. Tapi semoga Allah telah siapkan tempat terbaik di sisiNya..)