Jelajah Hati, KRPH Masjid Mardliyyah UGM 2011
Oleh Ust. Syatori
Setiap muslim yang berprinsip “Apapun Masalahnya, Al Qur’an Solusinya”, insyaAllah setiap masalah yang ia hadapi akan ada jalan keluarnya. Sebab solusinya adalah Al Qur’an, sementara Al Qur’an akan selalu ada sampai hari kiamat nanti. Seorang muslim yang memegang prinsip ini tak akan pernah down dalam hidupnya, takkan pernah habis baterai semangatnya, takkan pernah putus asanya. Hanya saja, terkadang kita merasa, “kok saya tak menemukan solusinya dlm Al Qur’an…?”. Jika ini terjadi pada seseorang, maka mungkin, ia sebenarnya tak memahami persoalan itu. Atau, banyak yg merasa ia mngalami persoalan tapi sebenarnya hal itu bukanlah suatu persoalan, atau ia memiliki persoalan tapi ia tak mnganggapnya sebagai persoalan. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita untuk mengetahui kapan sebenarnya kita dianggap betul-betul memiliki persoalan. Ada masalah yg memang harus dipersoalkan, ada juga persoalan yang dapat selesai dengan mengabaikannya.
3 persoalan hidup yang layak menjadi persoalan, di luar itu sebetulnya kita hanya menghabiskan waktu, energi, dan potensi diri kita:
1. Belum tertunaikannya segala yang wajib dan yang sunnah dalam hidup kita. Seringkali dalam shalat kita hanya memperhatikan yang wajib saja, namun mengabaikan yang sunnah. Bahwa mencukupkan diri dengan yang wajib saja, itu merupakan sebuah persoalan dalam hidup.
2. Belum tersifatinya diri kita dengan sifat mulia yang dimiliki oleh ahli surga. Kalau kita inventaris, sifat ahli surga itu amat banyak. Salah satunya adalah; memaafkan orang lain. Suatu problem besar kalau kita belum mau memaafkan orang lain. Padahal sabar itu mulia. Sabar itu nikmat. Ini adalah masalah-masalah yg harus kita selesaikan sebelum hidup ini berakhir.
3. Belum melabuhkan diri (kerinduan dan kesenangan) di labuhan ibadah dan amal shalih. Kita masih senang terombang-ambing di lautan kesenangan dunia menuju kesenangan dunia lainnya. Jika kita tidak merindukan tahajjud, shalat dhuha, baca Qur’an; maka sebenarnya yang menjadi sumber problem bukan hal yg diluar diri, tapi diri kita sendiri lah msalahnya. Kita salah menerjemahkan mana peroblem mana bukan. Sesorang dikatakan rindu dan senang tuk membaca Qur’an kalau itu membuatnya bahagia. Kecuali ada amal atau kewajiban lain yang lebih mendesak dan lebih tinggi nilainya. Adalah tidak dianggap senang membaca Al Qur’an jika kita menyudahi membacanya ketika misalnya, pertandingan bola yang kita gemari sudah dimulai. Menyenangi sesuatu berarti; tak akan meninggalkan urusan itu kecuali ada sesuatu yang lebih ia senangi. Org spt ini ..orang spt ini punya problem, krn kesenangannya bukan Alqur’an. Ada jg org baca bkn krn senang, itu pun problem. Inilah problem utama dalam hidup.
Kalau kita sudah bisa mengatasi 3 persoalan ini, berarti kita tidak akan pernah punya persoalan dalam hidup ini. Jika tak punya uang, maka kita perlu bersabar. Mukmin sangat percaya dengan jaminan Allah. Ahli surga tak mengenal istilah mencari rizki, yang mereka tahu bahwa pekerjaan itu adalah menjemput rizki. Untuk mengatasi 3 masalah ini, solusinya ada di dalam Al Qur’an. Masalah belum menikah, gmn biar cepet? Kalau qt sibuk memikirkan wajib-sunnah, qt tak akan swmpat memikirkan lawan jenis. Rasulullah mengajarkan doa pd Abdullah bin Mas’ud, “jika kau mengamalkannya, niscaya Allah memberimu jalan keluar dari berbagai persoalan.” Ini baru mengamalkan doa, belum mngamalkan isinya. Kalau merasa kemarau, datanglh ke taman bunga. Itulah Al Qur’an. “cahaya bagi hati kami..”, kalau merasa gelap dlm hidup. “..pelipur lelah-letih kami..” Kalau Rasul mngajarkan suatu hal, itu pasti benar adanya. Tanda2 kiamat, dmn lapar dapat dihilangkan dgn dzikrullah. Letih-lelah badam bermula dari letih-lelah jiwa. Pemain bola tak letih selama brmain, krn mrk senang brmain bola. Yang kmudian membuat jiwa qt tak letih adl Alqur’an. “..penghilang kegundahan kami..”, kalau belum hilang, itu berarti ada persoalan. Tak ada yg bisa membimbing & mengantar & menunjukki qt menuju surga kcuali Alqur’an. Dengan bahasa doa, maka itu mnunjukkan bhw hal itu adl pasti. Lebih ..lebih kuat dr kalam khabar atau kalam insya. Kalam kabar: “iqroul qur’an, fa innahuu..” bhw ia akan mjd taman bunga, pnghilang gundah, itu lebih niscaya. Tapi kenapa qt tak menemukan cahaya? Hadits ini belum bisa mjd kenyataan dalam kehidupan sehari2.. “syahru ramadhana unzila fiihil Qur’an..” tuk apa? “hudan li-nnaas..”, mjd cahaya bagi muanusia. Adakah cahaya bersifat pilih kasih? Cahaya matahari? Semua diksih cahaya dgn kadar yg sama.. Hudan li-nnaas, maka cahaya Qur’an tak bersifat pilih kasih. Kalau seseorang belum merasakan, yg salah orgnya n bukan Qur’an. Bagaimana ia dapat merasakan indahnya taman bunga sedang ia memasukinya dengan mata tertutup? Banyak orang yg mendatangi taman bunga Qur’an, tapi ia menutup mata hatinya. Kalau ada orang yg tak terkena cahaya matahari di siang hri mk ia harus introspeksi, “oh, sy lg di bawah naungan..”
4macam manusia: 1. Cahaya Qur’an tertutup oleh kabut kebencian. Ini penyebab pertama Qur’an tak bisa mencapai hati manusia. Dua orang/dua kelompok yag sama2 mukmin, ketika dibacakan kpd mereka “inna ma-l mukminuna ikhwah”, berubahkah mereka? Itu semua terjadi krn adanya nafsu kebencian. Inilah yg terjadi dengan umat muslim saat ini. Ukhuwah islamiyah masih mjd diskusi. Selama masih ada kebencian, ukhuwah hny mjd mimpi.
2. Org yg cahaya Qur’annya tertutup bayangan syahwat dunia. Syahwat=keinginan thd dunia yg tak ada manfaatnya tuk khidupan stlh mati. Nonton bola, cara melampiaskan keinginan itu. Kecuali yang ada alurnya menuju akhirat; …bekerja. Tuk nabung, infaq, naik haji. Lahiriahnya mmg dunia, tapi ada ‘alur’nya menuju alam kubur. Mari kita buktikan bhw diri qt sdh tak trtutupi oleh syhwt dunia. Qt tidak boleh keluar dari majelis ini tanpa membawa suatu kesadaran baru.
3. Orang yg hatinya tak tertutupi oleh kebencian&syahwat. Org yg di dalamnya ada kebencian adl orang yg tak menggunakan akal. Kisah murid keberatan membawa karung. 3 hari batas maksimalnya (normalnya, 3hari sdh letih), sabda Rasulullah. Tapi kita kok sepertinya sayang betul kalo benci orang cuma tiga hari. Org spt ini, cahaya Quran pasti masuk ke dlm hatinya, dan ini membuatnya mampu mewujudkan cahaya Quran dlm kesehariannya.
4. Jauh lebih baik: shg mampu mngamalkan Quran dg cara yg istimewa, tdk hny mengamalkan, tapi ia berusaha mengamalkannya dgn sentuhan yg istimewa. Hikmah: sgl kbaikan yg tsimpan di alam semesta. Inilah yg harus dicari. Hikmah adl hal yg tak bisa difahami akal, hny bisa oleh hati. Ali ‘Imran:92, Fushshilat: , bgmn bisa org yg bermusuhan brsikap sprti dua orang trman dekat. Hikmah Quran hny akan bs qt rengkuh manakala qt mau menyibak kebencian n nafsu syahwat. Nafsu sll membuat qt punya masalah dgn diri qt sendiri…