Category: ‘ain lam mim

The more you read…

The more you read, the more you realize that you know nothing about this world. Or, you know but only a tiny tiny part of it.

Baca Khowathir Qur’aniyah ngga cukup karena sejatinya ini kitab tadabbur, butuh baca tafsir untuk tau asbabun nuzulnya. Dan buat ayat berupa kisah ngga akan cukup baca terjemahan karena kita butuh the whole story, the chronicles. Cari lagi buku2 sirah, kisah Nabi-Nabi, video penjelasan ustadz2, bahkan video kartun Qur’an.

Sejatinya begitulah ilmu pengetahuan. Apalagi ilmu Al Qur’an. Yang sekiranya pohon di bumi dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta, ditambah tujuh lautan lagi setelah keringnya, tidak akan cukup menuliskan kalimat-kalimat Allah…

I have a very poor knowledge about sirah. Tiap ketemu ayat kisah, entah itu kisah Rasulullah atau Nabi2, aku belum tau whole story nya gimana. Kota-kota yg disebutin itu di mana, sekarang masuk negara apa. Dan kronologisnya gimana sampe bisa di bagian yg diceritakan di ayat tsb. Sedih banget lah. But thanks to husband for at least he knows like ten times better than me. I kept asking him about anything i didn’t know.

Dan thanks to Stories of the Prophets on YouTube karena bahkan aku tahu kronologis detil kisah Nabi Musa dan Nabi2 lainnya dari channel YT ini. Iya, video2nya yang buat anak kicik. Serunya adalah karena kartun ini based on Tafsir Ibnu Katsir jadi kuat bgt lah sumbernya.

but all you gotta do is keep learning. And hope that it would be beneficial for our own self at first. And for the rest of the ummah.

Apapun Masalahnya, Al Qur’an Solusinya

Jelajah Hati, KRPH Masjid Mardliyyah UGM 2011

Oleh Ust. Syatori

Setiap muslim yang berprinsip “Apapun Masalahnya, Al Qur’an Solusinya”, insyaAllah setiap masalah yang ia hadapi akan ada jalan keluarnya. Sebab solusinya adalah Al Qur’an, sementara Al Qur’an akan selalu ada sampai hari kiamat nanti. Seorang muslim yang memegang prinsip ini tak akan pernah down dalam hidupnya, takkan pernah habis baterai semangatnya, takkan pernah putus asanya. Hanya saja, terkadang kita merasa, “kok saya tak menemukan solusinya dlm Al Qur’an…?”. Jika ini terjadi pada seseorang, maka mungkin, ia sebenarnya tak memahami persoalan itu. Atau, banyak yg merasa ia mngalami persoalan tapi sebenarnya hal itu bukanlah suatu persoalan, atau ia memiliki persoalan tapi ia tak mnganggapnya sebagai persoalan. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita untuk mengetahui kapan sebenarnya kita dianggap betul-betul memiliki persoalan. Ada masalah yg memang harus dipersoalkan, ada juga persoalan yang dapat selesai dengan mengabaikannya.

3 persoalan hidup yang layak menjadi persoalan, di luar itu sebetulnya kita hanya menghabiskan waktu, energi, dan potensi diri kita:

1. Belum tertunaikannya segala yang wajib dan yang sunnah dalam hidup kita. Seringkali dalam shalat kita hanya memperhatikan yang wajib saja, namun mengabaikan yang sunnah. Bahwa mencukupkan diri dengan yang wajib saja, itu merupakan sebuah persoalan dalam hidup.

2. Belum tersifatinya diri kita dengan sifat mulia yang dimiliki oleh ahli surga. Kalau kita inventaris, sifat ahli surga itu amat banyak. Salah satunya adalah; memaafkan orang lain. Suatu problem besar kalau kita belum mau memaafkan orang lain. Padahal sabar itu mulia. Sabar itu nikmat. Ini adalah masalah-masalah yg harus kita selesaikan sebelum hidup ini berakhir.

3. Belum melabuhkan diri (kerinduan dan kesenangan) di labuhan ibadah dan amal shalih. Kita masih senang terombang-ambing di lautan kesenangan dunia menuju kesenangan dunia lainnya. Jika kita tidak merindukan tahajjud, shalat dhuha, baca Qur’an; maka sebenarnya yang menjadi sumber problem bukan hal yg diluar diri, tapi diri kita sendiri lah msalahnya. Kita salah menerjemahkan mana peroblem mana bukan. Sesorang dikatakan rindu dan senang tuk membaca Qur’an kalau itu membuatnya bahagia. Kecuali ada amal atau kewajiban lain yang lebih mendesak dan lebih tinggi nilainya. Adalah tidak dianggap senang membaca Al Qur’an jika kita menyudahi membacanya ketika misalnya, pertandingan bola yang kita gemari sudah dimulai. Menyenangi sesuatu berarti; tak akan meninggalkan urusan itu kecuali ada sesuatu yang lebih ia senangi. Org spt ini ..orang spt ini punya problem, krn kesenangannya bukan Alqur’an. Ada jg org baca bkn krn senang, itu pun problem. Inilah problem utama dalam hidup.

Kalau kita sudah bisa mengatasi 3 persoalan ini, berarti kita tidak akan pernah punya persoalan dalam hidup ini. Jika tak punya uang, maka kita perlu bersabar. Mukmin sangat percaya dengan jaminan Allah. Ahli surga tak mengenal istilah mencari rizki, yang mereka tahu bahwa pekerjaan itu adalah menjemput rizki. Untuk mengatasi 3 masalah ini, solusinya ada di dalam Al Qur’an. Masalah belum menikah, gmn biar cepet? Kalau qt sibuk memikirkan wajib-sunnah, qt tak akan swmpat memikirkan lawan jenis. Rasulullah mengajarkan doa pd Abdullah bin Mas’ud, “jika kau mengamalkannya, niscaya Allah memberimu jalan keluar dari berbagai persoalan.” Ini baru mengamalkan doa, belum mngamalkan isinya. Kalau merasa kemarau, datanglh ke taman bunga. Itulah Al Qur’an. “cahaya bagi hati kami..”, kalau merasa gelap dlm hidup. “..pelipur lelah-letih kami..” Kalau Rasul mngajarkan suatu hal, itu pasti benar adanya. Tanda2 kiamat, dmn lapar dapat dihilangkan dgn dzikrullah. Letih-lelah badam bermula dari letih-lelah jiwa. Pemain bola tak letih selama brmain, krn mrk senang brmain bola. Yang kmudian membuat jiwa qt tak letih adl Alqur’an. “..penghilang kegundahan kami..”, kalau belum hilang, itu berarti ada persoalan. Tak ada yg bisa membimbing & mengantar & menunjukki qt menuju surga kcuali Alqur’an. Dengan bahasa doa, maka itu mnunjukkan bhw hal itu adl pasti. Lebih ..lebih kuat dr kalam khabar atau kalam insya. Kalam kabar: “iqroul qur’an, fa innahuu..” bhw ia akan mjd taman bunga, pnghilang gundah, itu lebih niscaya. Tapi kenapa qt tak menemukan cahaya? Hadits ini belum bisa mjd kenyataan dalam kehidupan sehari2.. “syahru ramadhana unzila fiihil Qur’an..” tuk apa? “hudan li-nnaas..”, mjd cahaya bagi muanusia. Adakah cahaya bersifat pilih kasih? Cahaya matahari? Semua diksih cahaya dgn kadar yg sama.. Hudan li-nnaas, maka cahaya Qur’an tak bersifat pilih kasih. Kalau seseorang belum merasakan, yg salah orgnya n bukan Qur’an. Bagaimana ia dapat merasakan indahnya taman bunga sedang ia memasukinya dengan mata tertutup? Banyak orang yg mendatangi taman bunga Qur’an, tapi ia menutup mata hatinya. Kalau ada orang yg tak terkena cahaya matahari di siang hri mk ia harus introspeksi, “oh, sy lg di bawah naungan..” 

4macam manusia: 1. Cahaya Qur’an tertutup oleh kabut kebencian. Ini penyebab pertama Qur’an tak bisa mencapai hati manusia. Dua orang/dua kelompok yag sama2 mukmin, ketika dibacakan kpd mereka “inna ma-l mukminuna ikhwah”, berubahkah mereka? Itu semua terjadi krn adanya nafsu kebencian. Inilah yg terjadi dengan umat muslim saat ini. Ukhuwah islamiyah masih mjd diskusi. Selama masih ada kebencian, ukhuwah hny mjd mimpi. 

2. Org yg cahaya Qur’annya tertutup bayangan syahwat dunia. Syahwat=keinginan thd dunia yg tak ada manfaatnya tuk khidupan stlh mati. Nonton bola, cara melampiaskan keinginan itu. Kecuali yang ada alurnya menuju akhirat; …bekerja. Tuk nabung, infaq, naik haji. Lahiriahnya mmg dunia, tapi ada ‘alur’nya menuju alam kubur. Mari kita buktikan bhw diri qt sdh tak trtutupi oleh syhwt dunia. Qt tidak boleh keluar dari majelis ini tanpa membawa suatu kesadaran baru. 

3. Orang yg hatinya tak tertutupi oleh kebencian&syahwat. Org yg di dalamnya ada kebencian adl orang yg tak menggunakan akal. Kisah murid keberatan membawa karung. 3 hari batas maksimalnya (normalnya, 3hari sdh letih), sabda Rasulullah. Tapi kita kok sepertinya sayang betul kalo benci orang cuma tiga hari. Org spt ini, cahaya Quran pasti masuk ke dlm hatinya, dan ini membuatnya mampu mewujudkan cahaya Quran dlm kesehariannya. 

4. Jauh lebih baik: shg mampu mngamalkan Quran dg cara yg istimewa, tdk hny mengamalkan, tapi ia berusaha mengamalkannya dgn sentuhan yg istimewa. Hikmah: sgl kbaikan yg tsimpan di alam semesta. Inilah yg harus dicari. Hikmah adl hal yg tak bisa difahami akal, hny bisa oleh hati. Ali ‘Imran:92, Fushshilat: , bgmn bisa org yg bermusuhan brsikap sprti dua orang trman dekat. Hikmah Quran hny akan bs qt rengkuh manakala qt mau menyibak kebencian n nafsu syahwat. Nafsu sll membuat qt punya masalah dgn diri qt sendiri…

Al Fatihah: the balance between hope & fear 

​Salah satu pelajaran Quran yang didapat pekan ini adalah tentang betapa dalam surat Al Fatihah, sang Ummul Quran, terdapat banyak balance pada ayat-ayatnya, dan inilah salah satu penjelasan mengapa ia disebut Sab’ul Matsani (Tujuh yang Berulang, atau The Seven Highly Praised).
Salah satu balance dalam surat Al Fatihah adalah antara ayat “Arrahmaanirrahiim” dan “Maaliki yaumid diin”. Dalam ayat Arrahmaanirrahiim, kita mengenal sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bagi semua makhluqNya, kasihNya yang tiada pilih; dan bagi hamba beriman, sayangNya tak berbilang. Setiap satu kebaikan yang kita lakukan, Allah bisa mencatatnya berpuluh bahkan beratus kali lipat. Allah begitu penuh dengan reward, meski kita tak terluput dari kesalahan.

Kemudian dalam ayat “Maaliki yaumid diin”, kita memahami bahwa Allah lah Penguasa hari pembalasan. Ayat ini menyeimbangkan ayat sebelumnya; bahwa selain penuh dengan reward, Allah juga menghitung setiap perbuatan, dan di hari pembalasan, semua akan diperhitungkan dengan amat detail, dan masing-masingnya akan diberi balasan yang sesuai.

Maka dengan balance ini, seorang hamba menyeimbangkan rasa harap & takutnya kepada Allah… 

menurut Ust. Nouman Ali Khan, “appreciation of the Fatiha is something that has to be refreshed & renewed”, karena begitu agungnya surat Al Fatihah hingga surat inilah yang wajib kita baca setiap rakaat shalat. Maka dalam tiap rakaat, kita pun terus memperbaharui rasa harap & takut padaNya… isn’t this beautiful? 

#30haribercerita #30HBC1909 #QuranLesson

​Hidayah itu apa sih? Sebuah penjelasan mind-blowing 

image source : prophetpbuh.com

Menurutmu, apa itu hidayah? Sesuatu yang datangnya bisa jadi hanya sekali dalam hidup (dan ngga semua orang bisa dapat hidayah), yang kedatangannya akan mengubah cara pandang kehidupan, memperbaiki pemahaman terhadap Islam, yang memperbaiki perilaku sehari-hari menjadi lebih alim?
Bisa jadi demikian. 

Tapi mari simak penjelasan Ustadz Nouman Ali Khan tentang hidayah (petunjuk, guidance). Menurut beliau, in a very simple way, hidayah adalah diberinya kemampuan memilih opsi yang benar di antara 2 pilihan yang kita hadapi.

Setiap detiknya kita selalu dihadapkan dengan 2 opsi yang harus kita pilih. Saat adzan subuh, kita punya opsi untuk segera bangun atau tetap tidur. Saat melihat hal yang bukan hak kita, ada opsi untuk tetap menatap atau menundukkan pandangan. Saat dimarahi orangtua, ada opsi untuk membalas atau diam. Saat merasa pekerjaan kurang berkah, ada opsi untuk tetap bekerja demikian atau mencari yang lain. Saat teman mengajak hura-hura, ada opsi untuk bergabung atau menolak. Mind-blowing enough? Seumur-umur kenal kosakata hidayah, ngga pernah terpikir sampai ke sini.

Jadi menurut beliau hidayah adalah dikuatkannya seseorang oleh Allah untuk memilih pilihan yang benar di antara 2 pilihan. Benar menurut pandangan Allah ya, bukan menentukan standar sendiri. Dari mana kita bisa tau mana yang benar atau salah dalam pandangan Allah? Dari Al Quran. Kitab yang tiada keraguan padanya.

***

Dalam shalat di setiap duduk di antara dua sujud, ada bacaan doa “wahdinii” (dan tunjukilah aku). Yuk resapi lagi tiap baca doa ini.

#30haribercerita 

#30HDC1802

[transcript] The Job of A Muslim

person-walking
source: sahealth.sa.gov.au

What is the role of the da’i and how women can fulfill that role?

Our job is not to be da’i, our job is to be a muslim. Ibrahim ‘alaihissalam gave us this deen, the name of this deen and he said, “our Lord, and make us muslims (in submission) to you and from our desdcendants a muslim nation (in submission) to You.” (2:128)

Our role is to be a muslim. never lose that title. This is the title that we are proud of, everything else is a piece of this one tree. Everything else is a fruit of this one tree. Your job in life is not to be a da’i. Your job in life is to be a muslim.

Now, as a muslim, you have lots of responsibilities. Some responsibilities you absolutely have to fulfill every single day. As a parent, i have responsibilities to my child. I have responsibilities to my parents. I have responsibilities to Allah for salah. I have responsibilities of earning. I have these responsibilities everyday, and i have to fulfill them, and i have to try to do justice for all of them.

Continue reading “[transcript] The Job of A Muslim”