Kakak belajar berani raise hand

Never compare your kids to anyone. They’re unique with their own way and they have their own time to rise.

Kakak Ayuma bukan anak supel yg selalu angkat tangan antusias tiap bu guru tanya di Microsoft Teams, “siapa yg mau coba baca…”, juga bukan anak yg suaranya lantang kalau akhirnya mau nyoba.

Tiap bu guru nawarin siapa yg mau coba, bunda usahakan hanya bertanya tanpa menyuruh. Tentu dengan perlahan2 memberi semangat juga. “Kakak mau coba?”, dan kalau kakak lagi ngga mau, beberapa saat bunda akan tanya lagi. Kalau belum mau di kesempatan itu, bunda akan bertanya lagi utk coba di kesempatan berikutnya. Sering kakak belum berminat, “belum bisa…” katanya. I don’t know why but she holds herself back oftentimes. Di sini pentingnya ortu build confidence-nya ya.

Benar saja, seiring kakak melihat teman2 lain angkat tangan, kemudian ditunjuk bu guru utk baca, tadi siang saat pelajaran tahsin kulihat di layar hp tau2 kakak udah raise hand. Sampai kupastikan, “kakak udah angkat tangan mau baca?”, sambil setengah tak percaya sekaligus takjub. Kakak mengangguk. Aku tak mau kehilangan momen. Segera kuambil hp dan kurekam saat ia mulai membaca Al Fatihah. Suaranya masih pelan dan malu2. Beberapa kali kumotivasi, ” yg kenceng kak” sambil kucontohkan suara yg lebih lantang. Tapi kakak masih malu2… hihi gapapa bgt.

Begitulah ia… tanpa dipaksa. Mau sendiri pada akhirnya. Dengan melihat contoh teman2nya. Dan dengan kemampuan menahan ayah-bunda untuk tidak memaksa. Betapa pentingnya dirimu menahan apa yg seringkali langsung kau utarakan za.

Kakak Ayuma, terima kasih ya. Bunda banggaa sekali…

Leave a comment